Selasa, 10 Juni 2008

Perhimpunan Pewarta Multimedia Indonesia



Perhimpunan Pewarta Multimedia Indonesia




PESATNYA perkembangan dunia multimedia saat ini, mendorong sejumlah rekan yang sehari-hari aktif dalam dunia ini berpendapat perlu dibentuk satu perhimpunan.Andi "Daeng" Rahman, sang penggagas, bersama rekannya, Iskandar Siahaan melihat penyebaran informasi melalui internet terus meningkat. Lalu diundanglah sejumlah aktivis multimedia, mulai dari blogger journalist, citizen journalist, sampai pada online media journalist.


Memang belum mewakili semua potensi, namun ke depan, jika perhimpunan ini berjalan, akan diundang berbagai aktivis multimedia. Mereka yang hadir dalam rapat pertama di sebuah kantor di kawasan Jakarta Selatan pada hari Jumat 16 Mei 2008 adalah Wicaksono (blogger journalist), Hasymi Ibrahim pemilik Panyingkul dotcom wadah bagi citizen journalist, Iskandar Siahaan (blogger journalist), Adhi Kusumaputra (blogger journalist) Bramono (online media journalist), Billy Soemawisastra (blogger journalist), Andi Rahman Mangussara (blogger journalist), Farid M Ibrahim (citizen journalist), Prasetiyawan (citizen journalist), Yoga Mahardika (citizen journalist) dan Fahmi, (online journalist).


Perhimpunan ini tentu saja tidak berpretensi menjadi wadah bagi semua orang yang menulis lewat internet. Disepakati bahwa perhimpunan ini akan mewadahi mereka yang bergerak dalam dunia junalistik di bidang multimedia. Online media journalist, citizen journalist, blogger journalist.


Mengapa perhimpunan ini menjadi penting? Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau ITE yang disahkan pemerintah pada April 2008 ini memuat sejumlah "ranjau" yang dapat menjerat penulis dan jurnalis multimedia, entah dia blogger, penulis milis, jurnalis warga atau citizen journalist, ataupun jurnalis media mainstream yang tulisannya dapat diakses lewat internet. Agenda pertama, perhimpunan ini akan menggelar seminar yang mengupas UU ITE




Soal nama, mengapa Pewarta Multimedia? Kami berdiskusi apakah akan menggunakan istilah asing atau Bahasa Indonesia. Lalu akhirnya Mas Billy mengungkapkan gagasan cerdasnya, mengapa tidak "pewarta multimedia"? Ini mencakup semuanya mulai dari online media journalist (termasuk fotografer), citizen journalist dan blogger journalist.


Dalam rapat perdana itu, saya ditunjuk menjadi Sekjen, yang diharapkan aktif menggerakkan roda organisasi. Untuk sementara, saya menerima tugas ini. Tugas saya dalam waktu dekat ini, bersama Mas Wicaksono dan kawan-kawan lainnya, membuat blog pewarta multimedia Indonesia, dan juga mailing-list pewarta multimedia. Blog dan milis akan menjadi sarana komunikasi yang efektif.


Dengan rendah hati dan tangan terbuka, kami menunggu saran, usul dan kritik para pewarta multimedia Indonesia, bagaimana agar Perhimpunan Pewarta Multimedia Indonesia atau disingkat menjadi PERTAMA ini dapat berkembang dan betul-betul menjadi wadah para jurnalis portal berita, jurnalis blogger, jurnalis warga dan mereka yang menyampaikan informasi melalui internet.


Salam hangat,
pewartamultimedia@gmail.com
Adhi Kusumaputra

Persaingan Ketat di Media Dotcom: Inilah.com, Portal Berita yang Fenomenal



Persaingan Ketat di Media Dotcom

Inilah.com, Portal Berita yang Fenomenal


KEHADIRAN media dotcom di Indonesia dua tahun terakhir ini makin marak. Sekarang bicara berita dotcom, kita tidak lagi menyebut hanya detik.com, tetapi kini sudah ada okezone.com, inilah.com dan ada pula berita8.com.



Ini belum termasuk media-media mainstream seperti Kompas yang akhir pekan lalu mencanangkan kelahiran kembali kompas.com. Kita juga tahu media mainstream lainnya yang memiliki media Tempo Interaktif, Republika, Media Indonesia dan sebagainya.



Kebutuhan kecepatan informasi yang mengandalkan media online, membuat perusahaan media membenahi sumber daya manusia. Jurnalis di lapangan, dibekali peralatan yang dapat mengirim berita dalam waktu singkat. Khalayak mendapatkn informasi tak hanya dari radio dan televisi, tetapi juga dari media dotcom.



Dan yang menarik dari perkembangan dunia media dotcom adalah pengelola media dotcom berlomba-lomba melengkapi dengan berbagai fasilitas seperti live streaming video. Beberapa media dotcom yang sudah meluncurkan fasilitas ini adalah kompas.com, detik.com, inilah.com, dan okezone.com.



Kompas.com melengkapi dengan Seleb.tv yang khusus membahas seputar selebriti dan Videoku, wahana bagi mereka yang suka mengirim video (seperti Youtube). Kompas.com melakukan terobosan penting dan menjadikan media dotcom ini lebih unggul dibandingkan dotcom lainnya.



Ada satu media dotcom yang masih baru dan jarang terdengar namanya. Inilah.com.


Pemiliknya, Muchlis Hasyim mengatakan Inilah.com memang tidak ingin bersaing head to head dengan kompas.com, tetapi lebih dengan detik.com dan okezone.com. Yang menarik adalah Inilah.com yang baru berusia empat bulan (diluncurkan bulan Februari 2008 lalu) sudah berada di urutan keempat indonesia page view di bawah kompas.com, detik.com dan okezone.com.



Di Alexa.com, posisi Inilah.com pada urutan ke 42.000 dan diakses pengunjung dari 18 negaa. Padahal ketika awal diluncurkan, Inilh.com ada pada urutan 7.000.000. "Kami tidak mengambil berita kriminal jalanan. Kami lebih mengutamakan berita-berita politik dan ekonomi," kata Muchlis menjelaskan.



Inilah.com adalah media dotcom pertama yang menjalin kerja sama dengan Voice of America atau VOA. "Inilah.com juga website pertama yang memiliki informasi lalu lintas Jakarta. Kami kerja sama dengan Traffic Management Center Polda Metro Jaya dengan update setiap satu setengah menit. Jadi pengunjung website Ini.com dapat melihat gambaran lalu lintas di sejumlah lokasi jalan di Jakarta secara real-time," ungkap Muchlis mempromosikan Ini.com.



Inilah.com memberi tempat khusus bagi band-band anak muda yang belum terkenal dan juga memberi tempat bagi karikatur. "Indeks bursa selalu di-update, lengkap dengan analsisnya," cerita Muchlis Hasyim yang memulai kariernya dari suratkabar Media Indonesia itu.



Kru Inilah.com sebagian besar mereka yang sudah berpengalaman dalam dunia media cetak dan media online. Tampaknya Inilah.com tidak main-main dan serius menggarap media online ini. Persaingan ketat di media dotcom makin nyata. Selain berita-berita yang tersaji berita terkini dan segar, media dotcom harus menampilkan inovasi baru. Dan itu dibutuhkan kreativitas yang tinggi dari para pengelolanya.


*) Adhi Kusumaputra, jurnalis blogger



FOTO di blog ini foto Muchlis Hasyim, pemilik Inilah.com, sedang berbincang dengan penulis. Thanks to Rahman Mangussara yang mengambil foto ini.

Minggu, 25 Mei 2008

Mari Berhimpun...


Mari Berhimpun...

Di tengah euforia masyarakat menggunakan multimedia sebagai alat baru buat mengekspresikan diri, mencari, dan berbagi informasi, sontak sebuah Undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) disetujui oleh pemerintah dan DPR. Salah satu pasal dalam undang-undang ini mengancam pengguna multimedia dengan hukuman penjara jika isi informasi yang ia produksi mencemarkan atau mencederai kehormatan orang lain.

Masih dekat dengan masa itu, Menteri Komunikasi dan Informasi Muhammad Nuh mengeluarkan kebijakan menutup akses publik terhadap situs Youtube. Menteri yang konon doktor di bidang teknologi informasi itu ingin menghalangi publik menonton video yang diproduksi oleh seorang anggota parlemen Belanda dan isinya menghina nabi junjungan umat Islam.

Kalau UU ITE mengatur perilaku pengguna, maka kebijakan menteri itu justru menghantam terknologinya. Dua kasus ini mestinya menjadi perhatian siapa pun yang menggunakan internet sebagai produk multimedia. Terlihat jelas belum ada visi yang jelas pada pemerintah dalam menyikapi perkembanngan pesat di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Tidak tertutup kemungkinan, di masa datang kebijakan yang “aneh-aneh” di bidang yang membuat banyak orang Indonesia euforia ini akan lahir.

Ada ratusan ribu, atau mungkin sudah mencapai angka jutaan, dan jumlah ini akan terus bertambah di masa datang, pengguna internet di Indonesia. Macam-macam tujuan orang menggunakannya. Bentuknya pun beragam. Ada yang membangun portal berita, ada yang membuat blog, ada pula yang mengembangkan mailing-list dan website. Isinya pun tak kalah beraneka. Ada yang benar-benar bernilai, ada yang betul-betul sampah. Seperti apa mentalitas dan perilaku orang Indonesia, sedikit banyak, bisa dibaca lewat pola, bentuk, cara, dan corak mereka menggunakan internet.

Tentulah sayang disayangkan jika peluang yang sudah dibuka lebar oleh teknologi multimedia buat memberdayakan diri dan masyarakat ini justru digunakan untuk mencaci-maki sesama dan mengumbar pornografi. Di masa euforia, perilaku tak senonoh ini mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi, sampai kapan euforia ini berjalan?

Tiba saatnya para pengguna teknologi multimedia, terutama internet, ini mengatur dirinya sendiri. Etika dalam berkomunikasi di dunia maya ini sudah perlu mulai dipikirkan. Sudah pasti ini tak mudah dan bayang-bayang kegagalan ada di depan mata. Dari ratusan ribu atau jutaan pengguna pastilah tetap ada yang sakit jiwa dan suka berlaku biadab. Tapi dengan kesadaran betapa luas dan beragamnya sifat dan perilaku orang, sebuah keinginan untuk berbuat ke arah lebih baik dan percaya bahwa pengguna bisa mengatur dirinya sendiri sebelum diatur lebih keras oleh pemerintah agaknya tetap perlu dilakukan.

Ini sebuah undangan buat Anda, atau siapa pun yang membaca tulisan ini, untuk memikirkan hal-hal tersebut di atas. Adakah sesuatu yang bisa dilakukan untuk mendorong pengguna internet memanfaatkan teknologi baru ini secara bermanfaat dan lebih bermartabat?

Kami menawarkan pembentukan sebuah “institusi” – entah apa namanya tergantung kesepakatan bersama – untuk mengorganisasikan para pengguna internet. Pada awalnya kami hanya ingin menghimpun mereka yang disebut pewarta. Mereka adalah yang sehari-hari menggunakan internet untuk menyebarkan informasi berita baik berupa teks maupun foto. Anda berminat? Atau, punya komentar tentang tawaran berhimpun ini? Tabik...

Iskandar Siahaan